Hukum Membaca Al Quran Sembari Berdiri

Disusun oleh M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Hukum Membaca Al Quran Sembari Berdiri. Sebagai orang yang selalu beribadah in shaa allah, pasti tentunya kita sendiri tidak akan pernah terlepas yang namanya membaca Al Qur'an disetiap hari hari kita. Banyak sekali Fadhilah membaca Al Qur'an, tapi ada sebuah polemik dimasyarakat yaitu bagaimana hukumnya membaca Al Qur'an sambil berdiri?.

Karena, sebagaimana yang telah kita saksikan biasanya, orang orang yang membaca Al Qur'an dengan keadaan duduk. Baik, mari kita bahas.

Hukum Membaca Al Quran Sembari Berdiri

Keutamaan Al Qur'an

Diantara keutamaan membaca Al Qur'an adalah Al Qur'an merupakan paling utamanya ibadah bagi ummat nabi Muhammad Saw, sebab nabi pernah bersabda:

وأخرج من حديث النعمان بن بشير : أفضل عبادة أمتي قراءة القرآن .

Dikeluarkan sebuah riwayat dari Nu'man Bin Basyir: Paling utamanya ibadah terhadap kalangan Ummatku adalah membaca Al Qur'an Al Kareem.[1]

Pengertian: Salah satu ibadah yang dikatakan "paling mulianya ibadah" oleh nabi Muhammad Saw adalah membaca Al Qur'an, karena banyak sekali keutamaan didalamnya. Salah satu keutamaan nya lagi adalah:

وأخرج البيهقي من حديث عائشة : البيت الذي يقرأ فيه القرآن يتراءى لأهل السماء كما تتراءى النجوم لأهل الأرض .

Dan Al Imam Al Baihaqi mengeluarkan sebuah hadist, diriwayatkan oleh Siti Aisyah RA: Rumah yang didalamnya sering dibacakan Al Qur'an, maka rumah tersebut akan sering juga dipandang oleh penduduk penduduk langit sebagaimana bintang bintang memandang para penduduk bumi.[2]

Dalam hadist hadist yang lain juga disebut kan:

وأخرج من حديث أنس : نوروا منازلكم بالصلاة وقراءة القرآن .

Dikeluarkan sebuah riwayat dari Anas: Terangkan lah rumah kalian semua dengan Sholat dan Membaca Al Qur'an.[3]

Sebetulnya masih banyak lagi hadist hadist yang menerangkan keutamaan membaca Al Qur'an, tapi untuk mempersingkat bahasan kita.

Adab Membaca Al Qur'an

Adab adab membaca Al Qur'an adalah duduk dan menghadap qiblat serta khusyuk ketika membacanya. Hal ini sudah disampaikan oleh Al Imam An-Nawawi, beliau menjelaskan:

يستحب للقارئ في غير الصلاة ان يستقبل القبلة فقد جاء في الحديث خير المجالس ما استقبل به القبلة و يجلس متخشعا بسكينة و وقار مطرقا رأسه، و يكن جلوسه وحده في تحسين ادبه و خضوعه كجلوسه لين يدي معلمه، فهذا هو الاكمال و لو قرأ قائما او مضطجعا او في فراشه او على غير ذلك من الاحوال جاز و له اجر و لكن دون الاول.

Dianjurkan bagi pembaca Al Qur'an diluar sholat, untuk selalu menghadap ke arah kiblat, karena sudah jelas didalam Hadist (Nabi Muhammad Saw bersabda:) "Paling baiknya sebuah majlis adalah yang menghadap ke arah kiblat". Dan duduk dalam keadaan Khusyuk dan tenang. serta menunduk-kan kepalanya. Hendaknya duduk dengan memperbaik adab-nya serta merendahkan dirinya seperti layakya ia duduk di hadapan orang yang mengajarinya. Duduk seperti ini merupakan duduk yang paling sempurna. Namun seandainya ia membaca dengan berdiri, tidur miring atau membaca di tempat tidurnya atau dalam posisi yang lain, maka diperbolehkan dan ia tetap mendapatkan pahala, tetapi bukan merupakan yang utama.[4]

Pengertian: sebetulnya orang yang sedang membaca Al Qur'an, boleh boleh saja membaca Al Qur'an tersebut dengan santai, seperti: ketika berbaring dan menghadap ke arah mana saja. Akan tetapi dalam bab Akhlak dan Adab, membaca Al Qur'an yang baik adalah kita harus menghadap ke arah kiblat, duduk dengan khusyuk ketika membacanya, dan menundukkan kepala. Karena duduk yang semacam ini, merupakan duduk membaca Al Qur'an yang paling benar.

Akan tetapi jika tidak menggunakan metode yang diatas ini, maka boleh boleh saja melakukannya. Akan tetapi kita tidak akan mendapatkan kemuliaan sebagaimana duduk membaca Al Qur'an yang paling benar, seperti yang telah Al Imam An-nawawi jelaskan diatas.

1. Kitab : Al Itqaan Fii Uluumil Qur'an, Juz: 1, Halaman: 334

2. Kitab : Al Itqaan Fii Uluumil Qur'an, Juz: 1, Halaman: 334

3. Kitab : Al Itqaan Fii Uluumil Qur'an, Juz: 1, Halaman: 334

4. Kitab: At-Tibyaan Fi Aadaabi Hamalatil Qur’aan, Halaman: 76