input license here

Memahami Hadist Nabi Meletakkan Pelepah Kurma Di Kuburan

Memahami Hadist Nabi Meletakkan Pelepah Kurma Di Kuburan. Banyak orang yang berasumsi bahwa membaca Al Quran di kuburan itu merupakan tindakan yang salah dan keliru, karena mereka memandang bahwa perkara yang demikian bukanlah ajaran dari Muhammad Saw.

Salah satu dalil rujukan mereka dalam membid'ahkan orang yang membaca Al Quran disamping kubur adalah Hadist berikut ini yang diceritakan oleh Ibnu Abbas RA:

مر النبي صلى الله عليه وسلم بقبرين فقال : "إنهما ليعذبان وما يعذبان في كبير أما أحدهما فكان لا يستتر من البول وأما الآخر فكان يمشي بالنميمة." ثم أخذ جريدة رطبة فشقها نصفين فغرز في كل قبر واحِدة قالوا : "يا رسول الله لم فعلت هذا" قال : "لعله يخفف عنهما ما لم ييبسا".

Makna: Suatu saat Nabi Muhammad Saw pernah lewat di sisi 2 kuburan, kemudian beliau berkata: Sungguh keduanya masih sedang disiksa dan mereka di azab bukan sebab dosa besar, Adapun satunya di azab karena tidak menjaga bersuci selepas kencing, sedangkan yang satunya lagi karena gemar melakukan mengadu domba.

Kemudian Nabi Muhammad Saw mengambil ranting dahan pohon kurma yang masih basah, akhirnya beliau membelahnya menjadi 2 bagian maka beliau menancapkannya pada masing masing kuburan tersebut, lantas para sahabat pun menanyakan: Ya Rasulullah, karena apa engkau melakukan ini? Beliau menjawabnya: Semoga azab keduanya ini diringankan (oleh Allah) selagi batang pohon ini belum sampai kering.[1,2]

Mereka para pembid'ah mengatakan "dengan adanya hadist ini menunjukan bahwa tidak boleh membaca Al Qur'an disamping kubur karena nabi tidak melakukannya !".

Mari kita lihat komentar atau pendapat para alim ulama mengenai hadist sahih diatas, apakah benar ini menjadi dalil keharaman membaca Al Qur'an disamping kubur?.

Memahami Hadist Nabi Meletakkan Pelepah Kurma Di Kuburan

Memahami Hadist Nabi Meletakkan Pelepah Kurma Di Kuburan

1. Pendapat Imam An-nawawi

Menurut pendapat Al Imam An-nawawi dengan mengumpulkan pendapat para alim ulama, beliau menuturkan bahwa "Membaca Al Qur'an disamping kuburan itu dianjurkan, karena jika pohon pelepah kurma saja bisa meringankan siksa si ahli kubur, maka membaca Al Qur'an disamping kubur itu lebih baik". Berikut komentar beliau:

واستحب العلماء قراءة القرآن عند القبر لهذا الحديث، لأنه إذا كان يُرجى التخفيفُ بتسبيح الجريد، فتلاوة القرآن أولى، والله أعلم.
  • Makna: Dan para Alim Ulama menganjurkan membacakan Al Quran disamping kubur karena adanya dalil hadits ini, dikarenakan apabila tasbihnya pelepah kurma saja bisa diharapkan memberi keringanan (terhadap siksa/azab), maka bacaan Al Quran (disamping kubur) itu lebih utama, Allah Subhaanahu wa ta'alaa A'lam.[3]

2. Pendapat Al Imam Murtadha Az-Zabidi

Al Imam Murtadha Az-Zabidi menjelaskan lebih detail lagi mengenai pendapat yang dilontarkan oleh Al Imam An-nawawi diatas. Menurut beliau "Qira'atul-Qur'an yang dibaca seseorang disamping kubur itu lebih baik daripada bacaannya tasbih dari sebuah pohon kayu, sebab jika pelepah kurma saja bisa meringankan siksa, maka membaca Al Quran disamping kubur itu lebih utama". Berikut penjelasannya:

وقال النووي إستحب العلماء قراءة القرآن عند القبر، واستأنسوا لذلك بحديث الجريدتين، وقالوا : إذا وصل النفع إلى الميت بتسبيحهما حال رطوبتهما، فانتفاع الميت بقراءة القرآن من إنسان أعظم وأنفع من التسبيح من عود.
  • Makna: Dan Imam Nawawi berkata: "Para alim ulama mendorong untuk membacakan Al Quran disamping kubur". mereka semua mendasari hal tersebut sebab dengan adanya hadits 2 pelepah kurma ini, dan mereka mengatakan: Apabila tasbihnya pelepah yang masih basah saja bisa bermanfaat pada Mayyit, maka akan lebih bermanfaat lagi bagi si mayit dengan Qira'atul-Qur'an-nya seseorang, yang mana tindakan itu lebih agung dan berfaedah daripada bacaan tasbih dari sebuah kayu.[4]

3. Pendapat Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani

Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani berpendapat bahwa "segala sesuatu yang mengandung kelembaban baik dari dahan dahan kayu atau selainnya, pasti mengandung dzikir yang berkah".

Dan disini kami menyimpulkan bahwa, ketika nabi Muhammad Saw meletakkan dahan pohon pelepah kurma di 2 kuburan tadi, pasti nabi sudah mengetahui bahwa dahan tersebut selagi ia hidup (basah/lembab) pasti ia selalu berdzikir kepada Allah Subhaanahu wa ta'alaa dan ia memiliki keberkahan.

Berikut komentar Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul bari beliau:

وعلى هذا فيطرد في كل ما فيه رطوبة من الأشجار وغيرها وكذلك فيما فيه بركة كالذكر، وتلاوة القرآن من باب الأولى
  • Makna: Atas dasar tersebut, maka berlaku juga pada segala hal yang memiliki kelembapan, yaitu seperti dahan dahan kayu dan juga selainya, dimana hal itu terdapat keberkahan seperti dzikir dan bacaan Al Quran adalah bab yang lebih utama.[5]

4. Pendapat Al Imam Qurtubhi

Al Imam Qurtubhi menjelaskan bahwa, sangat amat penting dan berguna sekali menanam tanaman dan membacakan Al Quran disamping kubur.

Berikut penjelasannya:

و يستفاد من هذا غرس الأشجار و قراءة القرآن على القبور، و إذا خفف عنهم بالأشجار، فكيف بقراءة الرجل المؤمن القرآن
  • Makna: Faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah (penting) menanam tanaman dan membacakan Al Quran kepada ahli kubur (pada saat dikuburanya), dikarenakan jikalau keringanan siksa saja bisa didapat dengan dahan dahan kayu maka bagaimana pembacaan Al Quran nya orang yang beriman.[6]

Pengertian singkat: semua yang telah difatwakan alim ulama diatas adalah sebuah kebenaran. Karena jika kita pikirkan menggunakan akal logika kita: jika pelepah kurma saja bisa meringankan beban siksa ahli kubur, maka membaca Al Quran lebih utama. Jadi membaca Al Quran disamping kuburan itu tidaklah dilarang dan tidak dikategorikan sebagai tindakan bid'ah dhalalah.

Hanya saja ada sebagian tetangga yang membid'ahkan tindakan ini, mungkin karena mereka sedang sibuk mencari para pelaku bid'ah sehingga belum mengetahui dalilnya.

Disusun oleh M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH
Referensi
  1. ^Kitab: Sahih al-Bukhari, Nomor Hadist: 1326
  2. ^Kitab: Sahih Muslim, Nomor Hadist: 292
  3. ^Kitab: Syarah Shahih Muslim Bisyarhin-Nawawi, Juz: 3, Halaman: 202
  4. ^Kitab: Ithaf As-Sadatil Muttaqin Syarah Ihya' Ulumuddin: Juz: 14, Halaman: 283
  5. ^Kitab: Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari, Juz: 1, Halaman: 546 - 547
  6. ^Kitab: At-Tadzkirah Bii Ahwalil Mauta, Juz: 1, Halaman: 276
Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates