input license here

Hukum Bersedekah Dengan Uang Hasil Korupsi, Apakah Boleh?

Sudah banyak sekali rakyat yang telah menyerahkan amanah hak kepemimpinan kepada seseorang untuk mengemban misi sebagai pemimpin, agar rakyatnya menjadi tenang dan tentram dan entah kenapa juga, banyak yang tidak mau menjalankan tugasnya dengan baik dan amanah.

Mereka melakukan korupsi. Korupsi itu sendiri adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.[1] tapi ada yang beralasan bahwa ini semua demi kebaikan orang lain yang kurang mampu. Apakah ini dibenarkan dalam Islam?.

Hukum Bersedekah Dengan Uang Hasil Korupsi

Hukum Bersedekah Dengan Uang Hasil Korupsi, Apakah Boleh?

1. Hukum Korupsi Menggunakan Uang Negara Diberikan Kepada Orang Yang Tidak Mampu

Yang perlu kami tekankan adalah sedekah apapun yang diniatkan kebaikan tetapi dihasilkan dari perkara yang haram seperti:
  • Korupsi
  • Mencuri
  • Menipu
  • Membegal
  • Mengurangi Timbangan dan selainnya.

Hukumnya adalah Haram. Baik itu disedekahkan ke:
  • Sekolahan
  • Madrasah
  • Panti asuhan
  • Rumah sakit
  • Korban bencana alam dan sebagainya.

Sebab keharaman tidak akan pernah berubah sebab adanya niatan yang baik. Al Imam Al Ghazali, menjelaskan dalam kitab Ihya'nya:

القسم الأول المعاصى وهي لا تتغير عن موضعها بالنية٠٠٠٠٠ إلى أن قال٠٠٠٠ ويبنى مدرسة أومسحدا أورباطا بمال حرام قصد الخير فهذا كله جهل والنية لا تأثر فى إخراجه عن كونه ظلما وعدوانا ومعصية٠

Makna: Bagian pertama ialah beberapa maksiat. Dan maksiat tersebut tidak bisa berubah dari posisinya disebabkan karena niat.... sampai pada ucapan..... dan membangun sekolah, masjid, ataupun pondok dengan harta haram dengan bermaksud berbuat baik, maka ini semua merupakan kebodohan. Dan niat tersebut tidak berpengaruh didalam mengeluarkannya harta haram tersebut dari kezholiman, permusuhan, dan kemaksiatan.[2]

Dari itu kita semua sudah faham, bahwa banyaknya jumlah sedekah yang dihasilkan dari perkara haram, itu hanya sia sia, tidaklah memiliki nilai ibadah didalamnya.

2. Apakah sedekah nya Bernilai Disisi Allah

Sebagaimana yang telah kami jelaskan bahwa, sedekah dari hasil keharaman maka hasilnya tetaplah haram. Artinya sedekah yang demikian, seperti hasil dari korupsi tidaklah diterima disisi Allah Subhaanahu wa, dan diapun akan menerima siksaan yang pedih nantinya diakhirat.

Sebagaimana yang telah difatwakan oleh para alim ulama:

٠(وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ) بِضَمِّ الْغَيْنِ وَالْغُلُولُ الْخِيَانَةُ وَأَصْلُهُ السَّرِقَةُ مِنْ مَالِ الْغَنِيمَةِ قَبْلَ الْقِسْمَةِ قَالَهُ النَّوَوِيُّ.
وقال القاضي أبو بكر بن العربي الغلول الخيانة خفيفة فَالصَّدَقَةُ مِنْ مَالٍ حَرَامٍ فِي عَدَمِ الْقَبُولِ وَاسْتِحْقَاقِ الْعِقَابِ كَالصَّلَاةِ بِغَيْرِ طُهُورٍ فِي ذَلِكَ انْتَهَى

Makna: (Dan tidak boleh bersedekah dengan harta khianat). Kata Imam Nawawi, ghulul asalnya ialah harta curian dari harta ghonimah (rampasan perang) sebelum dibagi-bagi. Al-Qodli Abu bakar bin Al-Arabi berkata : "Ghulul ialah khianat ringan, maka bersedekah dengan harta haram tidak diterima dan berhak menerima siksa, sebagaimana halnya sholat tanpa bersuci.[3]

Dan dalam keterangan yang lain juga dijelaskan:

وأما الصدقة بالمال الحرام ، فغير مقبولة كما في " صحيح مسلم " عن ابن عمر ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا يقبل الله صلاة بغير طهور ، ولا صدقة من غلول, وفي " الصحيحين " عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم : قال ما تصدق عبد بصدقة من كسب طيب - ولا يقبل الله إلا الطيب - إلا أخذها الرحمن بيمينه وذكر الحديث٠ وفي " مسند " الإمام أحمد عن ابن مسعود ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا يكتسب عبد مالا من حرام ، فينفق منه ، فيبارك فيه ، ولا يتصدق به ، فيتقبل منه ، ولا يتركه خلف ظهره إلا كان زاده إلى النار ، إن الله لا يمحو السيئ بالسيئ ، ولكن يمحو السيئ بالحسن ، إن الخبيث لا يمحو الخبيث٠ ويروى من حديث دراج عن ابن حجيرة ، عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من كسب مالا حراما ، فتصدق به ، لم يكن له فيه أجر ، وكان إصره عليه٠ اخرجه ابن حبان في " صحيحه " ورواه بعضهم موقوفا على أبي هريرة٠ 

Makna: Adapun sedekah dengan harta haram, maka tidak akan diterima seperti keterangan di shohih Muslim diceritakan dari Ibnu Umar dari Nabi SAW berkata : "Allah SWT tidak akan menerima sholat tanpa bersuci, dan tidak akan menerima sedekah dari harta khianat.

Dan didalam hadits Bukhari Muslim diceritakan dari Abi Hurairah dari Nabi SAW berkata : "Tidak bersedekah Seorang Hamba dengan sedekah dari usaha yang baik - dan Allah SWT tidak akan menerima kecuali yang baik - kecuali Allah Ar-Rahman akan mengambilnya dari tangan kanannya. Dan disebutkan sebuah hadits selanjutnya. 

Dan didalam Musnadnya Imam Ahmad bin Hambal diceritakan dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi SAW berkata : "Tidaklah seorang Hamba memperoleh harta dengan cara haram, lalu Dia menginfaqkannya, maka harta tersebut akan diberkahi, dan tidaklah Dia bersedekah dengannya, maka akan diterima darinya, dan tidaklah Dia menyimpannya, kecuali harta tersebut akan menambahnya menuju neraka. Sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan perkara buruk dengan yang buruk, akan tetapi Allah akan menghapus perkara buruk dengan yang baik.

Sesungguhnya perkara yang kotor tidak akan menghapus terhadap perkara kotor.

Dan diceritakan dari hadits Darraj dari Ibnu Hujairoh, dari Abi Hurairah bahwasanya Nabi SAW berkata : "Barang siapa yang memperoleh harta haram, kemudian bersedekah dengannya, maka tidak ada baginya pahala, dan justru harta haram itu akan menjadi beban baginya (di Akhirat nanti). Dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Shohihnya, dan sebagian mereka meriwayatkan hadits tersebut berupa hadits mauquf dari Abi Hurairah.[4]

Jadi akhir dari kesimpulan diatas adalah sedekah menggunakan haram yang dihasilkan dari pekerjaan yang haram, sekalipun diniatkan kepada kebaikan hukumnya adalah Haram dan tidak ternilai pahala didalamnya.

Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates